Sabtu, 18 Oktober 2014

Orang-orang Jakarta di dalam lampu ruang yang masih menyala.

Saya selalu suka menatap bangunan-bangunan tinggi menjulang di Jakarta. Kalau naik taksi, ambil kursi paling kanan dekat jendela, senderan kadang-kadang sambil putar lagu. Ada sesuatu yang menarik, yang selalu indah untuk dilihat. Saya selalu suka. Begitu banyak cerita. Apalagi kalau malam hari. 

Apa ya yang saya suka, kadang saya lupa atau masih tidak bisa secara jelas menganalisa. Mungkin saya suka karena ada lampu-lampu yang menyala megah. Mungkin saya suka bangunan yang menjulang itu karena semakin jenjang semakin indah terlihat bersama langit. Mungkin juga karena saya suka mengkhayal, saya suka bertanya apa yang dilakukan orang-orang didalam gedung tersebut? Pada beberapa jendela lantai yang menyala, sementara yang lain masih padam, saya suka menebak bagaimana dan siapa orang yang masih ada di jendela berpendar cahaya itu? Apa yang masih dilakukannya di malam hari ini? Apa dia merasa kesepian? Bagaimana hidupnya? Lalu pikiran saya pun mulai berkhayal.... tentang karakter seseorang dan hidupnya yang mungkin menarik untuk ditontoni. 

Sampai sekarang saya masih suka menengadah ke atas, terpaku bermenit-menit sambil melihat jendela-jendela lantainya, terutama yang paling atas. Bangunan bank, perusahaan, mall atau hotel, rasanya semua terlalu terang. Terlalu bersinar. Adakah kedamaian bagi mereka yang masih bekerja, adakah kesenangan dalam hidup mereka semua? Saya tidak tahu, saya hanya bisa memejamkan mata, membuat pikiran saya terbang untuk menebak-nebak kehidupan mereka. Orang-orang Jakarta di dalam lampu ruang yang masih menyala.